Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | SCI-TEC

Tuesday, September 19, 2017 20:03 WIB

Lewat Efisiensi,Kecerdasan Buatan Diyakini Bisa Jamin Keberlanjutan Kehidupan di Bumi

Ipotnews - Manusia diciptakan dengan memiliki tingkat kepintaran melebihi mahluk hidup lain di Bumi. Dilengkapi dengan sistem otak yang bekerja sebagai unit pengolahan data yang sangat hebat untuk menghasilkan informasi penting bagi manusia. Meski begitu, masih banyak informasi yang lebih besar yang tidak dapat ditangani oleh manusia dan memerlukan komputer atau mesin untuk membantunya. 

Di situlah peran kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) diciptakan untuk melengkapi kekurangan tersebut. Banyak ahli telah memprediksi bahwa kecerdasan buatan akan membantu umat manusia dalam memperbaiki kondisi manusia dan planet Bumi dalam beberapa dekade mendatang.

Hal ini dikemukakan pendiri dan CEO Blu Ltd - sebuah konsultan kecerdasaan buatan (AI) terkenal - Fabrice Fischer bahwa "Kami sedang mengalami revolusi dan AI memungkinkan kita untuk melalui sejumlah besar data dan menemukan pola yang optimal, dan itu membuka banyak kesempatan," kata Fisher, yang dulu menjabat sebagai CFO dari Sentient Technologist, salah satu penyedia solusi AI terbaik di dunia.

"Selain itu, lanjutnya, bila Anda menemukan sebuah pola, Anda dapat merespon pola itu secara otomatis untuk mengurangi terjadinya pemborosan. Saat ini, kita menghabiskan banyak sekali sumber daya; gas, listrik, makanan, air, dll, dan melalui kemampuan AI, data tersebut dapat dipilah, dianalisa dan diolah menjadi data terperinci, sehingga dapat membuang pola perilaku yang menyebabkan pemborosan," kata Fischer, seperti dilansir CNBC, Kamis (27/07).

Dampak dari penggunaan AI akan sangat berguna dalam segala hal mulai dari aspek transportasi, motor, manufaktur dan generasi energi, seperti yang dilakukan perusahaan energi besar, Yokogawa Electric, yang memimpin, mengontrol otomatisasi industri Jepang dalam pengolahan industri minyak dan gas, bahan kimia, farmasi, besi dan baja dan melakukan pengembangan teknologi baru secara signifikan yang akan memungkinkan pelanggan untuk terus berinovasi serta berkembang dalam ruang lingkup bisnis sesuai bentuk AI. Yokogawa yakin sistem otomasinya akan memberikan kontribusi yang besar terhadap generasi dan penggunaan energi yang lebih efisien.

Dalam sebuah catatan terkait, Fischer mengatakan bahwa dia yakin manusia akan segera menikmati kehidupan yang lebih terjangkau dan bersih, lebih optimal untuk mengakhiri pemborosan. Fischer percaya bahwa dengan AI, dapat membantu manusia mengindentifikasi cara untuk menghasilkan energi lebih dekat kepada pengguna, lebih hemat energi dengan memaksimalkan penggunaan pasokan yang dimiliki secara efektif. "Jika Anda adalah perusahaan energi, Anda benar-benar harus fokus pada sisi inovasi. Itulah satu-satunya cara, atau Anda akan segera keluar dari bisnis," komentar Fischer.

Yokogawa optimistis bahwa dengan mendukung inovasi ini, industri otomatisasi telah berkembang baik, memanfaatkan sistem kontrol dan teknologi informasi digital untuk mengendalikan proses produksi dan mesin dengan lancar, dapat memainkan peran kunci dalam optimalisasi operasi di fasilitas industri.

Untuk itu, perlu dilakukan penerapan komunikasi mesin-ke-mesin yang lebih baik (Otomatisasi Industri Internet/IIOT), sebuah otomasi yang lebih cerdas dan intuitif, difasilitasi oleh AI guna meningkatkan efesiensi produksi, kualitas dan keamanan melalui proses perawatan prediktif untuk mencegah kerusakan infrastruktur yang mahal dan berpotensi bahaya, sehingga menghasilkan industri yang lebih aman dan efisien serta tidak menimbulkan polusi berbahaya bagi kehidupan Bumi.

Fischer mencatat bahwa populasi dunia diperkirakan tumbuh meningkat dari angka 7,3 miliar menjadi 9,7 miliar pada tahun 2050, namun dengan metode produksi yang dikendalikan dan dioptimalkan oleh AI, maka semua kebutuhan manusia, contohnya produksi makanan, akan terpenuhi secara baik dan optimal karena seluruh proses dilakukan secara otomatis dan terkontrol komputer.

"Populasi dapat tumbuh beberapa kali lipat, dan tidak akan menjadi masalah untuk memberi makan semua orang, karena Anda mengoptimalkan dan menghentikan pemborosan, hanya dengan melakukan itu, Anda mungkin bisa memberi makan populasi dunia dikalikan tiga, bahkan lima," tandasnya.

Namun, risiko yang dihadapi individu dan organisasi di zaman AI baru nampaknya tidak dapat beradaptasi dengan cepat. Hal ini dikarenakan budaya manusia yang dianggap tidak mampu menerima perubahan dengan cepat, bukan tentang teknologinya. Hal itu disadari perusahaan Savvier, mitra AI dari Yokogawa yang mendapat permintaan meningkat untuk solusi otomatisasi, secara antusias dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di abad ke-21.

Hugh Mason, start-up dan CEO JFDI, adalah seorang pengusaha serial, mentor, profesor, dan mantan produser program futuris BBC, Tomorrow`s World, yang telah memberikan panduan dan pendanaan untuk lebih dari 2.000 teknologi mutakhir di Inggris, Eropa dan Singapura, mengatakan bahwa orang-orang yang waspada terhadap kemajuan kecerdasan buatan mungkin jatuh ke dalam jebakan psikologis lama.

"Apa yang kita lihat adalah reaksi klasik, semacam bipolar terhadap teknologi baru," katanya. "Bila Anda melihat setiap teknologi baru, kami selalu memproyeksikan utopia dan distosopi ke sana, seperti robot akan membawa teh atau mereka akan mengambil alih dunia. Entah kecerdasan buatan akan mengubah kesehatan dan membuat kita hidup selamanya, atau akan datang mengambil semua pekerjaan kita." lanjut Mason.

"Sebagian besar hidup kita sudah dipenuhi oleh robot dan mesin," komentar Mason, "Firasat saya adalah bahwa pola yang sama akan diterapkan di sini untuk kecerdasan buatan, yaitu bahwa kita memilikinya sudah ada, mungkin tidak akan menjadi hal yang sci-fi yang kita bayangkan. Seiring waktu, itu akan menjadi transformatif, hanya saja seperti Internet."

Kecerdasan buatan akan memerlukan tingkat kebisaan tertentu dalam angkatan kerja dan redundansi pekerjaan tertentu, Mason percaya. Serangkaian peran analisis dan data kontemporer akan terpengaruh, akan ada pengurangan biaya dan manfaat produktivitas yang besar bagi mereka yang membutuhkan jenis tugas pemrosesan ini.

AI akan memainkan peran sentral dalam menempa cara kerja baru ini, dan dunia baru yang lebih baik ini. Seperti yang dikemukakan Yokogawa, pada akhirnya, alat teknologi seperti kecerdasan buatan dan otomasi industri ada untuk melayani dan memberdayakan manusia - membantu kita menjalankan bisnis yang lebih baik, melakukan hal-hal yang lebih besar dan menjalani kehidupan yang lebih berdampak. Itu kecerdasan sejati, tidak ada yang artifisial tentang hal itu.(Cathy)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]